Paus Fransiskus dan Reformasi Vatikan: Warisan yang Ditinggalkan
Berita Paus Fransiskus

Paus Fransiskus dan Reformasi Vatikan: Warisan yang Ditinggalkan

Paus Fransiskus bukan hanya dikenal sebagai pemimpin spiritual umat Katolik sedunia, tetapi juga sebagai tokoh pembaharu yang berani menggoyang tatanan lama Vatikan. Trisula88 Link Alternatif Login Sejak terpilih pada tahun 2013, ia membawa semangat perubahan yang kuat, terutama dalam hal transparansi, pelayanan umat, dan kesederhanaan Gereja.

Memotong Birokrasi yang Rumit

Salah satu fokus utama Paus Fransiskus adalah merombak struktur birokrasi di dalam Kuria Roma—organisasi pemerintahan pusat Gereja Katolik. Ia melihat Kuria terlalu berbelit dan kurang melayani kebutuhan umat secara langsung. Untuk itu, ia menyederhanakan berbagai dewan dan kantor, menyatukan fungsi-fungsi yang serupa, serta menempatkan pemimpin yang lebih segar dan terbuka terhadap reformasi.

Paus juga tidak ragu menunjuk lebih banyak uskup dan kardinal dari wilayah-wilayah minoritas, seperti Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Langkah ini bertujuan agar suara umat dari seluruh penjuru dunia lebih terwakili di pusat keputusan Gereja.

Transparansi Keuangan dan Akuntabilitas

Reformasi lain yang menjadi sorotan adalah pembenahan keuangan Vatikan. Paus Fransiskus menyoroti praktik yang tidak transparan dan berisiko korupsi dalam pengelolaan dana Gereja. Ia membentuk badan pengawas keuangan independen dan memperketat sistem pelaporan. Selain itu, ia menuntut agar setiap penggunaan dana benar-benar bertujuan untuk pelayanan, bukan kepentingan elit internal.

Upaya ini menuai tantangan dari dalam, namun ia tetap tegas. Transparansi, menurutnya, adalah fondasi kepercayaan umat terhadap institusi Gereja.

Isu Sosial dan Kepedulian Global

Paus Fransiskus juga mengubah wajah Vatikan dengan suaranya yang vokal terhadap isu-isu sosial. Ia mendorong Gereja untuk lebih dekat dengan kaum miskin, pengungsi, serta kelompok-kelompok yang termarjinalkan. Ia menolak gaya hidup mewah dan menganjurkan para pemimpin Gereja untuk hidup sederhana dan melayani.

Tak hanya itu, Paus turut menyuarakan kepedulian terhadap krisis lingkungan. Melalui ensiklik Laudato Si’, ia mengajak umat Katolik untuk menjaga bumi sebagai rumah bersama, serta menentang gaya hidup konsumtif dan tidak berkelanjutan.

Warisan yang Terus Hidup

Meskipun Paus Fransiskus telah wafat, warisan reformasinya tetap hidup. Ia membuka jalan bagi Gereja Katolik untuk menjadi institusi yang lebih inklusif, transparan, dan relevan di era modern. Banyak umat melihatnya sebagai jembatan antara ajaran tradisional dengan kebutuhan zaman kini.

Reformasi yang ia canangkan memang belum selesai, namun arah dan semangatnya telah menginspirasi banyak generasi baru dalam Gereja. Di mata dunia, Paus Fransiskus akan dikenang bukan hanya sebagai pemimpin rohani, tapi juga sebagai pembaharu yang tulus, sederhana, dan berpihak pada keadilan.