lettersforvivian.org
Berita

Pemerintah Waspada Terhadap Dampak Menganggur Gen Z pada Penerimaan Negara

lettersforvivian.org – Pemerintah Indonesia merasa cemas terhadap potensi gangguan pada penerimaan negara yang disebabkan oleh hampir 10 juta generasi Z (Gen Z) yang saat ini menganggur. Hal ini dikhawatirkan karena jumlah anak muda yang tidak memiliki pekerjaan dapat diartikan sebagai risiko yang bisa menekan potensi pendapatan pajak di masa depan.

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, menjelaskan bahwa peran masyarakat dalam dunia kerja sangat berpengaruh terhadap pendapatan atau daya beli mereka. Jika masyarakat produktif tidak memperoleh pendapatan, setoran penerimaan negara, terutama dalam bentuk pajak penghasilan (PPh), bisa terganggu.

“Kami menginginkan agar elemen masyarakat bisa aktif di dalam dunia kerja, sehingga bisa menghasilkan pendapatan dan juga bisa menghasilkan penerimaan untuk kesejahteraan mereka sendiri,” kata Suahasil.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah akan terus memantau perkembangan serapan tenaga kerja secara berkala. Meskipun demikian, Suahasil tidak mengungkapkan bentuk dukungan yang sedang disiapkan pemerintah untuk mendorong masyarakat produktif agar cepat masuk ke dunia kerja.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada tahun 2023, terdapat sekitar 9,9 juta penduduk usia muda (15-24 tahun) yang tidak memiliki kegiatan pendidikan, pekerjaan, atau pelatihan, yang dikenal sebagai youth not in education, employment, and training (NEET).

Sebagian besar dari mereka adalah Gen Z, yang lahir pada tahun 1997-2012 dan sekarang berusia 12-27 tahun. Persentase penduduk usia 15-24 tahun yang berstatus NEET di Indonesia mencapai 22,25% dari total penduduk usia tersebut secara nasional.

BPS mendefinisikan NEET sebagai penduduk usia 15-24 tahun yang tidak sedang dalam sistem pendidikan, tidak bekerja, dan tidak sedang berpartisipasi dalam pelatihan. Hal ini mengindikasikan adanya tenaga kerja potensial yang tidak termanfaatkan.

Pada tahun 2023, terdapat sekitar 5,73 juta perempuan muda yang tergolong NEET, dengan proporsi 26,54% dari total penduduk perempuan usia 15-24 tahun. Sementara itu, kelompok laki-laki muda yang tergolong NEET ada sekitar 4,17 juta orang, dengan proporsi 18,21% dari total penduduk laki-laki usia 15-24 tahun.

BPS menilai bahwa angka NEET yang lebih tinggi di kalangan perempuan dapat mengindikasikan banyaknya keterlibatan perempuan dalam kegiatan domestik, yang dapat menghalangi mereka untuk melanjutkan sekolah atau memperoleh keterampilan kerja.

Pada tahun 2023, penduduk usia muda tanpa kegiatan atau NEET di Indonesia lebih banyak berada di perdesaan dengan proporsi 24,79%, sedangkan di perkotaan 20,40%.

Pada kuartal I-2024, penerimaan pajak mengalami penurunan, dipicu oleh turunnya setoran beberapa jenis pajak. Namun, di tengah kondisi itu, masih ada jenis pajak yang tumbuh positif, yang membuat Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, merasa senang.

Total setoran pajak pada kuartal I-2024 hanya sebesar Rp 393,3 triliun, yang menunjukkan penurunan sebesar 8,8% dibandingkan dengan angka pada kuartal I-2023 yang sebesar Rp 431,9 triliun.

Di tengah turunnya setoran pajak secara total, jenis pajak yang tergolong pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 masih tumbuh kuat secara neto, yakni 25,9%, lebih tinggi dari pertumbuhan setoran PPh 21 pada periode yang sama tahun lalu sebesar 21,7%.

Sri Mulyani menyatakan bahwa masih tumbuh tingginya setoran PPh 21 menandakan bahwa serapan tenaga kerja di Indonesia masih sangat baik, diikuti dengan baiknya kondisi penghasilan atau gaji yang diterima para pegawai di Tanah Air.

Selain PPh 21, PPh Final juga tumbuh lebih tinggi dari tahun lalu, sebesar 13,1% pada kuartal I-2024, lebih tinggi dari kuartal I-2023 yang hanya tumbuh 1%. Terutama disebabkan meningkatnya setoran PPh atas bunga deposito atau tabungan, dan jasa konstruksi.

Jenis pajak lainnya juga masih ada yang tumbuh positif, namun lebih lambat dari tahun lalu. Misalnya PPh 22 impor yang hanya tumbuh 2,3% pada paruh pertama tahun ini, sedangkan periode yang sama tahun lalu tumbuh 2,6%.

PPh Orang Pribadi tumbuh 9,2% dari sebelumnya 12,7%. Demikian juga dengan PPh 26 yang tumbuhnya hanya sebesar 1,6%, jauh lebih rendah dari kondisi kuartal I-2023 yang tumbuh hingga sebesar 37,8%.

Anda mungkin juga suka...